Wartasidik.co — Tangerang Selatan
Di tengah hiruk-pikuk kota Tangerang Selatan, sebuah kisah menyentuh hati masyarakat mulai mengemuka. Seorang pasien dalam kondisi kritis, yang seharusnya mendapatkan perawatan segera, justru ditolak oleh RSUD Kota Tangerang Selatan.
Kebijakan administratif yang terkesan kaku itu memicu kekecewaan dan kekhawatiran keluarga pasien, yang akhirnya memicu perhatian publik dan aksi peduli dari pihak luar.
Keluarga pasien, yang masih berstatus warga Kota Bekasi, mengalami kesulitan saat berusaha membawa anggota keluarganya ke RSUD Tangerang Selatan.
Meski pasien dalam kondisi kritis, pihak rumah sakit menolak penerimaan karena adanya tunggakan BPJS. “Memang kami belum menjadi warga sini, tapi tidak mungkin pasien dalam keadaan kritis dibawa ke kota Bekasi,” ujar salah satu anggota keluarga, sambil mengusap air mata.
Suasana di ruang tunggu rumah sakit terasa gelap, seolah-olah kekhawatiran dan ketidakpastian menghiasi setiap sudut ruangan.
Keluarga pasien pun berusaha menyampaikan keluhan mereka.
Mereka memohon agar pihak rumah sakit bisa mengupayakan perawatan segera, meski ada masalah administratif. Namun, upaya mereka terasa seperti menggantung di udara.
Kebijakan yang terkesan kaku dan kurang empatik membuat situasi semakin memburuk. Pasien yang seharusnya mendapatkan perhatian segera justru terlantar, sementara keluarga terus berusaha mencari jalan keluar.
Namun, di tengah situasi yang memprihatinkan, sebuah sinar harapan muncul. Yayasan Frits Saikat Peduli, yang dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial, langsung turun tangan.
Yayasan Frits Saikat Peduli kembali menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat dengan membantu warga yang mengalami kesulitan dalam memperoleh jaminan kesehatan maupun biaya perawatan rumah sakit.
Yayasan yang dikenal aktif dalam kegiatan sosial ini selalu siap membantu masyarakat yang sedang menghadapi kendala biaya kesehatan, terutama bagi mereka yang tidak memiliki jaminan kesehatan atau mengalami kendala dalam penggunaan BPJS Kesehatan.
Frits Saikat langsung mencoba konfirmasi ke RSUD Tangerang Selatan dan mengakomodir pasien yang terlantar di bangsal. Aksi cepat dan empatik dari yayasan Frits Saikat Peduli ini memberikan semangat baru bagi keluarga pasien.
“Kami tidak ingin ada pasien yang terlantar karena masalah administratif,” ujar Firts, sambil menunjukkan dukungan mereka.
Aksi peduli ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan eksternal dalam situasi darurat kesehatan.
Dalam wawancara bersama salah satu keluarga pasien yang telah menerima bantuan, mereka menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Yayasan Frits Saikat Peduli.
“BPJS Mandiri kakak saya sempat tidak aktif karena ada tunggakan, sehingga tidak bisa digunakan di rumah sakit. Berkat bantuan Yayasan Frits Saikat Peduli, BPJS tersebut berhasil dialihkan menjadi BPJS PBI yang gratis dan ditanggung oleh pemerintah. Prosesnya pun tanpa biaya sepeser pun,” ujar salah satu keluarga pasien yang dibantu, Michael.
Yayasan Frits Saikat Peduli terus berkomitmen hadir bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan, tanpa meminta imbalan atau biaya apapun. Aksi nyata ini menjadi bentuk kepedulian sosial terhadap sesama, khususnya di bidang kesehatan.
Meski ada tantangan administratif, kepedulian masyarakat dan organisasi sosial tetap bisa menjadi jembatan bagi keadilan dan kemanusiaan.
Dengan kejadian ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap kebijakan, ada manusia yang berjuang, dan di balik setiap kesulitan, ada harapan yang bisa terwujud dengan kerja sama dan empati”. Frits Saikat menutup pembicaraan.
Bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan dalam pengurusan jaminan kesehatan atau menghadapi kendala biaya rumah sakit, dapat menghubungi langsung Yayasan Frits Saikat Peduli.0851 7104 4507/0813 8282 2975.












