Wartasidik.co — Tulungagung
Masih menjadi tantangan bagi pemerintah terkait untuk menurunkan angka Stunting di kabupaten Tulungagung, saat ini angka stunting mencapai 17 persen, terpaut diatas target nasional yang seharusnya dibawah 14 persen, terpaut beberapa persen itu membuat pemerintah kabupaten Tulungagung berupaya untuk menekan lewat berbagai cara.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standart.
Prevalensi stunting di Tingkat puskesmas pada tahun 2023 mencapai 8,81% dan mengalami penurunan pada awal tahun 2024 sehingga prevalensinya sebesar 7,92%.
III Baca Juga :
Penanganan dan pencegahan stunting ini tidak hanya dilakukan oleh bidang kesehatan saja namun dilakukan bersama dengan lintas sektor dan lintas program lainnya.”
Diantara kegiatan yang dilakukan oleh UPT Puskesmas tiudan dengan sasaran balita yaitu kegiatan surveilans gizi yang meliputi screening atau penemuan dini kasus stunting, validasi dan rujukan berjenjang kasus stunting serta pemberian intervensi spesifik baik pada kasus stunting itu sendiri maupun bagi sasaran yang beresiko.
Kegiatan screening dilakukan di posyandu dengan melakukan pemantauan pertumbuhan secara berkala jika ditemukan balita dengan kasus gizi yang mengarah kepada stunting maka akan dilakukan rujukan berjenjang ke puskesmas untuk dilakukan validasi dan screening adanya red flag oleh tim dokter di puskesmas, dan dilakukan rujukan ke RS sesuai kriteria pada alur rujukan.
Hasil dari penanganan stunting yang sudah berjalan sampai dengan bulan April 2024 ini diperoleh sebanyak dari 32 anak stunting yang dirujuk ke RS dan sudah lulus sebanyak 6 balita lulus stunting namun beberapa diantaranya masih tetap rutin control ke RS karena ada pengobatan penyakit penyerta yang masih belum selesai.