Preman Yunior Berulah. Anak Kepala Desa Klapanunggal, Aniaya Warga Hingga Babak Belur

Redaksi
banner 120x600

Wartasidik.co // Kabupaten Bogor

Anak Kepala Desa Klapanunggal yang menganiaya warganya hingga babak belur dikarenakan tidak terima bapaknya dikritik dalam akun sosial media pribadinya.

Kembali desa Klapanunggal, terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, menjadi viral dengan terjadi insiden penganiayaan anak kepala desa yang mengejutkan seluruh warganya.

Seorang anak kepala desa yang berinisial L diduga melakukan tindakan penganiayaan terhadap warga karena tidak mampu menerima kritik sang ayah.

Insiden ini bukanlah hal yang baru bagi Desa Klapanunggal. Sebelumnya, desa ini sudah beberapa kali tercoreng oleh kasus-kasus korupsi, seperti pungli THR oleh Kades Klapanunggal kepada para pengusaha dan dugaan pungutan PTSL yang masih belum tuntas dilaporkan ke Polda Jabar.

Namun, peristiwa penganiayaan ini justru lebih memprihatinkan karena melibatkan generasi muda yang seharusnya menjadi penerus keadilan dan kesejahteraan di desa tersebut.

Video penganiayaan yang berdurasi 1,2 detik ini viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat jelas aksi penganiayaan yang dilakukan oleh L terhadap warga Klapanunggal.

Dari video itu, terlihat L tak memberi kesempatan korban berbicara. L melayangkan pukulan dan menampar wajah korban hingga mengalami luka memar pada bagian kepala. Korban juga segera menjalani visum untuk keperluan laporan polisi.

Diketahui, penganiayaan terjadi di rumah korban setelah pelaku L mendatangi kediamannya. Hal itu dipicu unggahan kritik yang disampaikan korban terhadap ayah pelaku yang menjabat sebagai Kepala Desa Klapanunggal.

Kemudian pada Rabu (30/4) siang, korban didampingi kuasa hukumnya mendatangi Polsek Klapanunggal untuk melaporkan kejadian tersebut secara resmi.

Kuasa hukum korban, Xander Gorga Gultom mengatakan, tindakan pelaku sudah masuk dalam kategori kekerasan fisik dan harus diproses sesuai hukum yang berlaku.

Sementara Kanit Reskrim Polsek Klapanunggal, Aiptu Hendy Suhendi membenarkan bahwa laporan telah diterima dan pihaknya tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengusut kasus ini.

Di tempat terpisah, Abu Yazid Ketua LBH Adhibrata angkat bicara, gaya anak aksi anak kades Klapanunggal tidak jauh dari sifat bapaknya yang terkenal preman serta kebal hukum.

Seperti masyarakat lihat sampai saat ini, terbukti kasus pungli THR oleh Kades Klapanunggal, dan pungli PTSL yang melibatkan oknum perangkatnya, belum selesai atau sengaja aparat penegak hukum mempeti es kan kasusnya, kini giliran anaknya kades berulah dengan menghajar warga.

Ini sangat jelas terkesan aparat penegak hukum khususnya kabupaten Bogor tidak berani, tapi anehnya kades seperti itu masih dipelihara bupati Rudi Susmanto” ujar Abu, saat dihubungi Warta Sidik, Kamis (01/5/2025).

Abu Yazid prihatin wajah Kabupaten Bogor semakin tercoreng dibawah kepemimpinan Bupati yang sekarang akibat ulah para Kades terutama Klapanunggal, oknum perangkat dan anaknya.

Di sisi lain, sampai hari ini Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor tidak bertindak secara nyata, dan tidak malu seolah membiarkan Bumi Tegar Beriman viral karena keburukannya.

Lanjut Abu, Bupati sibuk pencitraan sana sini lewat akun sosial media, Banyak duduk-duduk di ruangan ber-AC, tetapi Kabupaten Bogor terus tercoreng sampai viral.

Malu lah Bupati, belum juga 100 hari kerjanya tidak bisa memimpin kabupaten Bogor, kita dilihat daerah lain karena ulah oknum pejabat publik nakal,” ujar Abu Yazid, menyesali.

Terkait soal kritikan, Abu Yazid dengan tegas bahwa masyarakat dimata hukum punya hak untuk mengkritik pejabat.

“Tentu saja masyarakat berhak memberikan kritik yang konstruktif dengan tujuan memperbaiki sebuah kinerja, kualitas dan bukan untuk menjatuhkan,” pungkasnya.

Tindakan tersebut tentu saja menimbulkan rasa takut dan kekecewaan di kalangan warga, terutama bagi mereka yang selama ini berjuang untuk membangun desa ini dengan penuh dedikasi dan pengorbanan.

Kasus ini mengajarkan kepada kita semua pentingnya menjaga integritas dan kejujuran dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.

Tidak peduli seberapa besar atau kecilnya posisi yang kita pegang, kita harus selalu berlaku adil dan tidak boleh lupa diri hanya karena kekuasaan atau kedudukan yang dimiliki.

Insiden ini juga mengingatkan kita akan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan, agar kepercayaan publik terhadap pemerintah dan pemimpin kita tidak mudah rusak.

Sebagai warga yang baik, kita harus bersama-sama menuntut keadilan dan memastikan bahwa setiap tindakan yang melanggar hukum akan mendapatkan hukuman yang setimpal.

Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan harmonis untuk diri kita sendiri dan generasi mendatang.

Kesimpulannya, kasus penganiayaan oleh anak kepala desa Klapanunggal ini adalah peringatan bagi kita semua untuk selalu menjaga sikap dan tindakan kita, serta menegaskan pentingnya keadilan dan integritas dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis: TimEditor: Redaksi WS