Wartasidik.co // Jepara

Peringatan Hari Kartini setiap 21 April kerap diidentikkan dengan perjuangan emansipasi perempuan. Namun, Ketua Yayasan Kartini Indonesia, Hadi Priyanto, dalam diskusi di SMAN 1 Pecangaan, Jepara Rabu (23/4/2025), mengungkapkan bahwa peran R.A. Kartini jauh lebih luas dari itu. Diskusi yang diikuti puluhan siswa kelas 11 ini menekankan beragam kontribusi Kartini bagi bangsa Indonesia.
Menurut Hadi Priyanto gagasan gagasan besar R.A Kartini yang di tulis lewat surat-suratnya tak hanya mencerminkan semangat emansipasi, tetapi juga membangkitkan api nasionalisme di kalangan pemuda terpelajar.
“Para pemuda STOVIA, misalnya, menyebut Kartini sebagai “Ayunda” dan bertukar surat membahas berbagai permasalahan, mimpi, dan harapan untuk persatuan bangsa, Bahkan Kartini pada tahun 1903 telah menyebut bahwa mereka telah mendirikan Jong Jawa,” terang Hadi yang dikenal juga sebagai pegiat literasi Jepara dan penulis buku.

Lebih lanjut, Priyanto mengungkapkan bahwa perkumpulan Indische Vereeniging di Belanda menjadikan gagasan-gagasan Kartini sebagai pedoman resmi organisasi. Para pemuda dalam perkumpulan ini kemudian menjadi tokoh-tokoh penting pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Bahkan, dr. Tjipto Mangunkusumo, tokoh pergerakan kelahiran Pecangaan, dalam tulisannya di De Express (24 Mei 1912) memuji Kartini yang ” mengajak bangsanya bangun dari tidurnya yang panjang.”
Hadi Priyanto menekankan bahwa kecintaan Kartini pada bangsa Indonesia bukan hanya wacana, tetapi juga terwujud dalam pengembangan seni ukir, batik, kerajinan, dan pendidikan.
“Kartini sebagai Ibu Pendidikan, Ibu Literasi, Ibu Vokasi, Wartawan Perempuan Pertama, Eksportir Perempuan Pertama, dan Ibu Ekonomi Kreatif Indonesia,” ungkapnya.
Meskipun hidupnya singkat (meninggal di Rembang pada 1904 di usia 25 tahun), Kartini, menurut Priyanto, telah menyuarakan ketidakadilan dan memberikan kontribusi besar bagi bangsa.
Ia juga mengingatkan bahwa R.A. Kartini adalah Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 1964.
Hadi Priyanto menyimpulkan bahwa pentingnya literasi sejarah untuk memahami sepenuhnya kontribusi R.A. Kartini yang melampaui peran sebagai pahlawan emansipasi wanita.
Ia berharap agar generasi muda dapat menggali lebih dalam dan menghargai seluruh jasa-jasa Kartini bagi Indonesia.
