Posyandu Perumnas Prandon Rutin Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Untuk Balita

Redaksi WS
banner 120x600

Wartasidik.co — Ngawi

Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai sejak janin, hingga menjadi bayi, anak, dewasa sampai usia lanjut.

Saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dalam bentuk kurang energy Protein, kurang vitamin A, Anemia dan gangguan akibat kurang Iodium dan gizi lebih berkaitan dengan timbulnya penyakit degeneratif seperti Diabetes Mellitus, jantung, hipertensi, dan sebagainya.

Masalah gizi kurang merupakan salah satu faktor penyebab kematian bayi. Keadaan tersebut secara langsung disebabkan oleh asupan gizi yang kurang mencukupi gizi balita.

III Baca Juga :

Dugaan Mafia Solar Subsidi Bagaikan Hantu di Wilayah Hukum Polres Jakarta Timur, Hingga Kapolres pun Tidak Mengetahuinya???

Oleh sebab itu untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi warga pada anak balita, Pemerintah Desa Karangtengah Prandon, kecamatan Ngawi, kabupaten Ngawi, provinsi Jawa Timur, mengembangkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepada balita dalam bentuk kudapan atau makan kecil di luar waktu makan, yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran.

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ada dua macam yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan. Memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan oleh balita.

PMT pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sekaligus sebagai pembelajaran bagi ibu dari balita sasaran. PMT pemulihan diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal.

Hanya dikonsumsi oleh balita gizi buruk dan sebagai tambahan makanan sehari-hari bukan sebagai makanan pengganti makanan utama.

Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan makanan lokal. Jika bahan lokal terbatas dapat juga digunakan makanan pabrikan yang tersedia di wilayah setempat dengan memperhatikan kemasan, label dan masa kadaluwarsa untuk keamanan pangan.

Diutamakan berupa sumber protein hewani dan nabati serta sumber vitamin dan mineral terutama berasal dari sayur dan buah. PMT pemulihan ini diberikan sekali dalam satu hari selama 90 hari berturut-turut atau 3 bulan.

Makanan tambahan pemulihan dapat berupa olahan pabrikan dan lokal. PMT pemulihan olahan pabrikan merupakan bagian makanan pendamping ASI dalam bentuk biskuit yang mengandung 10 vitamin dan 7 mineral.

Biskuit hanya untuk anak usia 12 – 24 bulan, dengan nilai gizi : energi total 180 kkal, lemak 6 gram, protein 3 gr. Jumlah per sajinya mengandung 29 gr karbohidrat total, 2 gr serat pangan, 8 gr gula dan 120 mg Natrium.

Sedangkan PMT pemulihan berbasis bahan makanan olahan lokal ada dua jenis yaitu berupa Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk bayi dan anak usia 6 – 23 bulan dan makanan tambahan untuk pemulihan anak balita 24-59 bulan berupa makanan keluarga.

Mantan Polwan Rusmini Di PTDH, Selama Ini Berjuang Minta Keadilan. Akhirnya Dapat Perhatian Alvin Lim

PMT Penyuluhan adalah makanan tambahan yang diberikan kepada balita yang disediakan oleh kader Posyandu.

Tujuan PMT Penyuluhan adalah sebagai sasaran penyuluhan kepada orang tua balita tentang makanan kudapan atau makanan ringan yang baik diberikan untuk balita, sebagai sarana untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi balita, dan sebagai sarana untuk menggerakkan peran serta masyarakat dalam mendukung kesinambungan penyelenggaraan Posyandu.